Kamis, 21 Desember 2017

REFLEKSI – 9 : Filsafat Spiritual "Nggege Mongso"

Filsafat Ilmu PM A PPs UNY
 Dosen Pengampu : Prof. Dr. Marsigit, M.A



Perkuliahan Filsafat Ilmu di kelas A Pascasarjana Pendidikan Matematika pada hari Selasa, 12 Desember 2017 pada pukul 15.30 WIB seperti pertemuan sebelumnya dilaksanakan  di lantai 1 Gedung Pascasarjana UNY. Perkuliahan hari ini dimulai dengan membaca basmalah bersama dilanjutkan dengan sharing pengalaman oleh Bapak Prof. Marsigit, yang telah dilantik sebagai direktur Pascasarjana yang baru. Kami ucapkan selamat kepada Bapak dan semoga amanah yang diemban sekarang dapat dijalankan dengan optimal dan memberikan manfaat bagi orang lain.

Nggege Mongso”, sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa yang dikemukakan Bapak untuk mengawali perkuliahan kali ini. Sebelum Bapak melanjutkan dan menerjemahkan ungkapan tersebut, jujur bahwa saya tidak mengerti dengan bahasa Jawa karena background daerah saya adalah dari luar Jawa. Menjawab kebingungan kami, kemudian Bapak melanjutkan untuk menjelaskan arti dari Nggege Mongso adalah mendahului kehendak Tuhan. Jika dibandingkan dengan bercita-cita, maka adalah dua hal yang berbeda. Perbedaannya terletak dalam menghadapi kenyataan. Orang yang nggege mongso di dalam dirinya merasa bahwa semua akan terwujud sesuai dengan logika pikirannya. Namun orang yang memiliki cita-cita akan tetap istiqomah di dalam hati dan melakukan usaha yang maksimal dalam menggapai cita-citanya.

Manusia sebagai makhuluk ciptaan Tuhan sudah selayaknya tidak nggege mongso. Mengapa demikian? Karena kata pasti hanya milik Tuhan. Boleh jadi apa yang akan kamu terima, tidak akan terwujud jika Allah sudah memutuskan demikian. Berangkat dari sini maka dapat diambil hikmah bahwa sebagai makhluk ciptaan-Nya, melalui usaha yang dilakukan, berdoa kepada Allah, serta bertawakal dan berserah diri kepada-Nya atas apa yang akan diterima kelak merupakan perwujudan sikap yang sudah seharusnya.


Dilantik sebagai direktur baru program pascasarjana, tidak menjadikan Beliau nggege mongso. Hal ini terbukti dari ketidaktahuan kami terhadap alasan mengapa Bapak tidak dapat hadir pada perkuliahan seminggu sebelumnya. Beliau hanya mengatakan bahwa kelas Filsafat Ilmu pada hari itu ditiadakan dikarenakan Bapak sedang ada urusan dinas. Menurut saya, tidak memberikan alasan secara langsung kepada kami bahwa Beliau mengikuti acara pelantikan direktur dan yang dilantik sebagai direktur adalah Beliau, merupakan bentuk kerendahan hatinya dan hal demikian meupakan cermin bahwa tindakan Beliau jauh dari kata nggege mongso.


Foto saat pelantikan Pak Prof. Marsigit sebagai Direktur Pascasarjana UNY

Selain itu sebagai direktur yang baru, Bapak juga sharing info terkait penelitian dan jurnal. Beliau mengatakan bahwa hidup adalah riset dan setiap orang adalah researcher. Setiap orang memiliki potensi, maka sebagai mahasiswa, jangan jadikan syarat “accept jurnal” sebagai momok dan berujung kepada kebuntuan. Kiat-kiat yang diberikan oleh Bapak terkait menulis artikel untuk jurnal internasional, yaitu tulisan yang dibuat jangan terlalu tebal, cukup 5-6 halaman saja, serta tuliskan hal-hal yang penting saja. Langkah awal dalam memulainya adalah 1) keterbacaan, maksudnya adalah sumber bacaan yang memuat bahasa Inggris menuntut kita untuk memulai sejak dini, dengan membaca, membaca dan membaca; 2) referensi yang digunakan harus yang berkualitas. Karena referensi ang berkualitas akan mendukung artikel kita sehingga menjadi berkualitas pula. Kelemahan yang sering dijumpai oleh masyarakat Indonesia dalam menulis adalah kurang fokus terhadap suatu topik yang diangkat, maka dalam hal ini sebenarnya diperlukan coaching clinic. 



Foto bersama Pak Prof. Marsigit, M.A. selaku dosen Filsafat Ilmu sekaligus Direktur Pascasarjana UNY

REFLEKSI – 9 : Filsafat Spiritual "Nggege Mongso"

Filsafat Ilmu PM A PPs UNY   Dosen Pengampu : Prof. Dr. Marsigit, M.A Perkuliahan Filsafat Ilmu di kelas A Pascasarjana Pendidikan...